02.03

apakah sholat itu misteri??

Aku mendapatkan kiriman email berisi tentang sebuah presentasi dari sebuah buku “Misteri Sholat Subuh”. Ntah kenapa aku ngga tertarik isinya malah tertarik judulnya. Kayaknya ada setan yang ga ketangkep sebelum puasa kemarin membelokkan.

Yang jelas aku ngga setuju kalau ada preposisi misteri pada kata sholat.

Kenapa ya kita lebih tertarik kalau masalah keimanan atau pelajaran dalam Islam disebut atau menggunakan preposisi kata ”misteri” ?
Padahal kita tahu bahwa Islam itu sebuah keimanan yang berdasarkan logika, bukan klenik. (atau memang klenik ku aja yg ga tau. cmiiw).

Barangkali memang senagaja dipakai sebagai daya tarik supaya kita membukanya atau membacanya dan mempelajarinya. Tetapi ada satu sisi kelemahannya yang akhirnya mengesankan bahwa Islam itu sebuah
“misteri”. Aku cari di inet apa itu mystery :

Easier - A mystery is something that is difficult to explain or understand. Mysteries are also stories where a problem, crime, or puzzle must be solved.

Harder - Mysteries often contain secrets or hidden qualities that must be solved. There may be information that is unknown and must be explained. Professional detectives and sleuths seek out clues to solve mysteries. To solve a mystery, people must use their skills at deductive reasoning.

Definisi termudah mengatakan bahwa misteri itu sesuatu yang susah dijelaskan atau dimengerti. Lah padahal Islam itu kita yakini sebagai agama yang “mudah dimengerti”. Lah kok kebalik-balik jadinya. Akhirnya memang kita sering menyaksikan, lebih banyak penyampaian Islam itu menempel pada filem-filem misteri atau dulu banyak disebut-sebut sebagai Islam belatung. Haddduh !!!

Seorang kawan yang kebetulan lebih banyak mengerti tentang ayat dan hadist mengatakan sebaiknya kalau dengan Alquran itu menerima apa adanya.

“…. nggak juga. Lebih baik menerima (beriman) thok tanpa dipikir, udah selamet akhirat.
Masalahnya ada yg jauuuh lebih berat, yaitu menjalankannya secara konsisten..”
(yg ini aku mumet gulung koming…).

Kalau untuk ibadah ritual, aku juga menerima apa adanya … aku bersahadat, sholat sampai haji juga ngikut aja ‘no question’, tanpa bertanya. Diminta nglempar batu ya lempar juga mengikuti aturan yang ada. Diminta jumlah batunya tujuh ya ngikut tujuh (bukan karena Maryanto :). Mau ada yang bilang nglempar seharusnya ke setan-setan di jalan, tetapi kalau dalam ritual haji harus ke jumrah ya aku ngikut aturan ke jumrah tanpa bertanya. Termasuk alhamdulillah mencium hajar aswad juga tanpa pertanyaan. walaupun hanya kebagian beberapa detik :)

Makanya cenderung tidak mementingkan mencari misteri sholat subuh atau sholat ashar. Disitu sudah bukan misteri, itu perintah yang harus diikuti titik ! Aku juga ngga perlu mencari-cari alasan mengapa babi haram. Itu larangan, titik ! Lah kalau soal merokok … hhhmmm itu diskusi laen :)

Tapi untuk ibadah yang bersifat muamalah, mengarungi kehidupan, mencari kerja, mencari ilmu dunia …. naah ini dia aku perlu mikir sampai gulung koming … berusaha semampunya. Bukan menerima bencana alam sebagai hukuman atau teguran, bukan sekedar menerima rejeki berapapun yang diberi. Tetapi mesti berusaha sekuat otak dan otot ini masih diberi kemampuan oleh Allah SWT. Makanya aku akan menyikapi ayat yang diawali dengan “Ketahuilah, ….” “Tahukah kamu …. ” ini merupakan ayat ajakan Gusti Allah untuk berpikir dan mengkaji lebih dalam … sampai gulung koming.

Berbeda dengan ayat “berpuasalah kamu seperti …. dst dst” … ini sebuah perintah yang diikuti tanpa bertanya lagi. Aku rasa bagi yang beriman ngga perlu mencari “misteri” puasa lagi.

Nantinya umat Islam tertinggal dari kaum yang lain kalau lebih tertarik pada misteri sholat keimbang misteri gunung berapi maupun misteri bencana tsunami. Banyak sekali ayat-ayat dalam AlQuran yang bisa mengambil manfaat laut, seperti bukunya Agus Jamil itu. Juga ayat yang mengatakan “Berjalanlah kamu di muka bumi ini … dst dst …” Itu sebuah ajakan ibadah muamalah yang perlu otak dan otot. Ketika mendapat kalimat ” … bagaimana unta diciptakan, langit ditinggikan ….” (QS. Al-Ghasyiah, 88:17-21), kita kan ngga trus mengatakan …”tuuuh Allah bilang apa ,… masak lu ga percaya kata tuhan ?“, Tapi justru mestinya ayat-ayat dilihat lagi lebih dalam. Kalau sekedar percaya trus diem memang mungkin bermanfaat buat si muslim, tapi ngga ada deh manfaat Islam untuk seluruh alam.

Dengan mengkaji ayat-ayat beginilah maka Islam akan menjadi rahmatan lil alamin insya Allah bisa menambah keimanan.

0 komentar: